Malam tahun baru yang lalu Indonesia bergema dengan alunan zikir, Program Zikir Nasional nya telah berjaya mendekatkan diri rakyatnya kepada yang Maha Esa.
LINANGAN air mata menjadi warna dominan di saat hening menguasai pikiran ribuan orang Islam yang berjubel di suatu tempat. Kumandang tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir sejak beberapa saat bergema memecah suasana cerah hari itu. Tua, muda, miskin, kaya, laki-laki dan perempuan, serentak berserah diri dan mengagungkan asma Allah.
Ya, Rabbi! Alhamdulillahi Rabbil 'alamin. Tiada kebahagiaan dalam hidup ini, kecuali selalu dalam tatapan-Nya (ma'iyyatullah). Inilah zikir kalbu. Ma'iyyatullah membuat diri sebagai "aktor" yang terbaik di muka bumi ini.
Hati yang selalu terpaut pada-Nya dan terjaga hanya mencari "nilai" dari-Nya sebagai buah dari ihsan. Sehingga setiap gerak, napas, dan langkah hanya memburu rida-Nya. (QS Al-Baqarah:207).
Itulah nuansa, pemandangan, dan suasana hati yang bisa dijumpai setiap kali Ustad KH Muhammad Arifin Ilham memimpin zikir tobat. Kegiatan zikir akbar yang dipimpinnya selalu dihadiri ribuan orang muslim yang mayoritas berpakaian serba putih. Terakhir, dai kondang asal Banjarmasin Kalimantan Selatan itu memimpin zikir "berlinang air mata" di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (3/3) pagi menyambut datangnya Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1424.
Sebelumnya, di awal Januari 2003, di tempat yang sama KH Muhammad Arifin Ilham juga memimpin zikir nasional bertitel "Indonesia Berzikir", menyambut pergantian 2002-2003. Kesuksesan dua kegiatan tersebut telah melambungkan popularitas kiai muda pemimpin Majelis Zikir "Az-Zikra" Jakarta itu. Kesuksesan itu pulalah yang mendorong Majelis Qolbun Salim Semarang mengundang alumnus Pondok Pesantren
Assyafi'iyah Jakarta tersebut untuk memimpin zikir di Masjid Baiturrahman Semarang bertajuk "Jawa Tengah Berzikir, Meraih Tobat sebelum Wafat", Selasa 25 Maret 2003.
Humas Panitia Ir Didiek Herdiana Prasetya mengemukakan, acara yang akan diikuti para kepala daerah (gubernur, bupati, wali kota) beserta jajarannya, para alim ulama di Jateng, dan masyarakat umum, itu merupakan upaya membentuk pribadi muslim yang bertakwa kepada Allah SWT di tengah hingar -bingar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tujuan lain dari kegiatan itu, mempererat ukhuwah islamiyah kaum muslim Jawa Tengah, serta meningkatkan kesadaran beragama umat Islam di tengah menjalani kehidupan sehari-hari. Melalui zikir regional tersebut, diharapkan iklim sosial, politik, ekonomi, budaya, dan keamanan di Jateng makin bertambah baik dan kondusif.
Petikan dari akhbar Suara Merdeka
Tapi kita di Malaysia bagaimana rupa bentuk sambutan kita? Kita yang kononnya negara Islam contoh, adakah cara sambutan tahun baru kita tidak ubah seperti negara - negara kuffar yang lain? Allahualam.
Rujukan: http://rainman2.blogspot.com/2005/12/agenda-malam-tahun-baru-2006.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mark Pissone of Cassaholm Confidential FC Diary (Part 5)
October 22, 2013 - The Goalless Tango, Oldkamps Outlaw Standoff, and Dr. Cassa's Cryptic Satisfaction! Dear Diary, In the ever-unpredic...
-
1865-Apr. 14 . U.S. Pres. Abraham Lincoln shot by John Wilkes Booth, a well-known actor with Confederate sympathies, at Ford's Theater i...
-
Oleh: Encik Syakirin bin Syaari( Lecturer University Of Science & Technology, Sana'a Yemen ) Khalid ibn Zayd ibn kulayb dari Banu Na...
No comments:
Post a Comment